Cinta begitu mudah diungkapkan, tetapi betapa sulitnya
dipertahankan.
Disaat usia pernikahan kami yang ke-enam mungkin masih
terlalu dini untuk mengatakan bahwa pernikahan ini sudah mencapai titik jemu.
Tapi begitulah yang kurasa, cinta sudah semakin sempit pengertiannya
dipikiranku. Entahlah.
Tapi sungguh mati aku tidak menemukan satu alasanpun untuk
tidak mencintainya, karena ia begitu baik, sayang padaku dan keluarga. Apakah
ini yang disebut galau?
Setelah memutar kisah-kasih, kilas balik, aku ingin mencari
tahu apa sebenarnya yang terjadi dengan
hatiku? Apakah ada orang lain? Kurasa tidak, karena ia masih sama seperti dulu,
tidak ada yang berubah?
Hatiku perlu direfresh, aku butuh hal-hal romantis. So sweet!
Setelah menikah dan punya 2 anak, hal-hal romantis menjadi
barang mahal untuk kami berdua. Seringkali pertemuan disela-sela kesibukan kami
berdua hanya sekedarnya dan memenuhi kebutuhan suami istri.
Hatiku perlu direfresh, aku butuh hal-hal romantis. So
sweet!
Begitulah kata remaja masa kini, so sweet. Kupikir tidak
ada salahnya untuk menginginkan hal-hal seperti itu diusia seperti ini, usiaku
baru 30 kok.
Kata orang dalam rumah tangga harus terjalin komunikasi
yang baik antara suami dan istri, sampaikanlah apa yang menjadi keinginan kita
kepada pasangan. Aku pikir ini satu jurus yang mudah diucapkan dan dipraktekkan
jika hati masih sama-sama berpadu. Tapi jika suasananya sudah seperti ini aku
butuh persiapan ekstra untuk mengkomunikasikannya.
Akan kusiapkan dengan serius dan baik-baik lalu akan
kusampaikan ini padanya.
Sebuah kejutan!
Seperti menyiapkan sebuah workshop yang biasa ku kelola,
aku perlu konsep yang tertuang dalam kerangka acuan kegiatan, aku perlu
tempatnya, aku perlu menyiapkan materi presentasi kepada sasaran, aku perlu
timing yang tepat dimana segala sesuatunya sudah siap action dan tentunya harus ada tindaklanjutnya. Tindak lanjutnya
pastilah yang hepy-hepy dan melahirkan rekomendasi bagi pertahanan bahteramas,
ups salah! maksudku bahtera rumah tangga.
[Bahteranya tidak apa-apa, cuma awaknya saja lagi galau]
Tapi ngomong-ngomong apa yang mau disiapkan?
Kayaknya aku butuh reverensi hal-hal romantic, buku kisah
cinta barangkali? Puisi cinta kah? Atau film romantic. Ah…basi-basi, apa yang
pernah ku baca sebagian besar juga sudah dibaca sama dia. Namanya bukan kejutan
lagi kalau sudah ketahuan. Kalau puisi cinta bagaimana? Bukankah dia seorang
penulis puisi cinta yang handal. Aku jatuh cinta padanya juga karena
puisi-puisi yang sering dikirimkan buatku, nanti-nanti bukannya menyambut baik,
malah ditertawai [ingat! Hubungan ini lagi tawar. Kaya roti tawar, tentu perlu
selai, bagaimana kalau selai kacang? Eh janganmi, selai nenas saja plus segelas
susu atau jus buah. Astaga….. terlalu jauh mi ini bahas roti tawar].
Aha…film kayaknya bagus untuk jadi bahan refensi. Uh
segerami saya ke penjual kaset CD. Ih janganmi
deh tidak ada waktu. Sekarang kan banyak film korea di TV dan katanya
banyak yang romantic. Referensi untuk nonton film korea diperkuat lagi dari ABG
tetangga yang hoby nonton film korea. Sampe-sampe dia fasih sekali menyanyikan lagu
korea. Lebih gampang dihapal katanya daripada rumus matematika atau fisika.
Dengan penuh keyakinan dia mencoba meyakinkan aku; kita nonton mi kasian. Baguuus.
Malam ini kuputuskan untuk nonton film korea, siapa tahu
ada ide romantic yang singga dikepala untuk ku aplikasikan. Bukannya nonton
malah aku tertidur didepan TV. Besok malam sepertinya harus dicoba kembali.
Akhirnya aku bisa nonton 3 malam dengan 3 episoda berturut-turut. Aku mulai
dapat ide.[inspirasi.com].
Akupun membuat daftar hal-hal romantis: Bunga, kado,
kecupan, rekreasi berdua, de..el..el.
Bunga
Aku
akan meminta dia untuk memberiku seikat bunga mawar, lalu dengan senyuman mesra
diserahkan kepadaku. Aku akan menerima mawar ku cium dank u peluk dirinya.
[kaya film india mi pa].
Kado
Kado
apa mi yang mau saya minta? Masa kado diminta!
Kecupan
Setiap
saat diminta juga pasti dikasi, kita kan suami istri.
[Cari-carimi yang lain kasian]
Rekreasi berdua
Rekreasi
kemana di? Kalau jauh-jauh kemahalan, kalau dekat-dekat takutnya banyak
gangguan yang tidak terkontrol.
Masih mencari ide dan terus mencari. Besok aku akan pulang
kerumah, 2 hari lagi dia juga akan pulang setelah bertugas diluar daerah.
Akhirnya aku sampai dirumah, tak satupun ide romantic yang
berhasil meyakinkanku untuk dilakoni.
Dengan H2C (harap-harap cemas) ala ABG aku menanti dan
menyiapkan apa kira-kira yang perlu dilakukan. Jujur sebenarnya aku mau ini
adalah inisiatif dari dia, bukan dariku.
Sekali lagi! Hatiku perlu direfresh, aku butuh hal-hal
romantis. So sweet!
Malam sabtu, menjadi malam yang galau. Besok ia akan
pulang, aku akan menjalani rutinitas seperti biasa, melayani suami dan
anak-anak, mengerjakan pekerjaan rumah tangga dengan bantuan suami dan
seterusnya dan seterusnya.
Tapi aku ingin ada
yang romantic bukan sekedar rutinitas.
Ini sudah semacam rengekan dari dalam hati, lalu apa yang
harus ku lakukan.
Sabtu sore tepat pukul 17.00 suamiku tercinta tiba dirumah.
Seperti biasa, ciuman dipunggung tangannya kulayangkan, anak-anak memeluknya.
Hal ini sudah biasa, biasa, dan biasa.
Anak-anak senang sekali
papanya pulang membawa kue kesukaan mereka. Aku mengambil tas pakaian suami
lalu memisahkan pakaian kotor dan pakaian bersih. Anak-
anak bercengkrama dan bercerita dengan papanya. Aku
menyiapkan makan malam untuk keluarga.
Saat bekerja didapur, pikiranku melayang-layang entah
kemana. Aku masih menanti sesuatu yang romantic.
Selesai makan malam bersama, anak-anak langsung tidur.
Tinggallah aku dan suami menonton televisi diruang tengah. Saking asyiknya
nonton kami tidak saling menyapa. [serius ceritanya].
Suamiku tiba-tiba berdiri dan mematikan semua lampu didalam
rumah. Akupun kaget mengapa semua lampu dimatikan, termasuk stop kontak televisi
yang juga sudah tidak pada posisinya.
Ia kemudian menyalakan lilin, lalu datang menghampiriku,
mengecup keningku kemudian menyerahkan sebuah kotak kecil. Lalu aku membuka
kotak kecil itu, aku kaget sekaligus terharu ternyata berisi kalung emas dengan
mutiara kecil. [Romantic].
“aku tahu, aku tidak pernah memberi hadiah setelah sekian
lama pernikahan kita, hadiah ini sudah lama ingin kuberikan namun aku harus
memastikan bahwa hadiah ini tidak akan mengecewakanmu. Kau telah menjadi ibu
yang baik bagi anak-anak kita, telah menjadi istri yang baik buatku. Aku memang
tidak seperti lelaki yang lain yang selalu penuh kata-kata cinta, tapi
ketahuilah bahwa cintaku selalu ada untukmu”.
[Ooohhhh so sweet].
Ternyata dia bisa romantic juga. I love you so much.
Malam minggu kali ini tidak tercatat kata galau, sebab
semua galau telah end. Yang ada hanya
hepy…hepy..hepy…hepy.
Hatiku telah direfresh, layar telah dikembangkan bahtera
pun kini siap mengarungi luasnya samudra.
Kendari, 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar